Pentingnya kita bersyukur

Akibat flu hari ini, aku ijin tidak masuk kerja. kepalanya berat bgt, dan kleyengan mulu...
Guys, tadi aku baca buku karya pak "Hendra Setiawan" isinya bagus bgt. Cocok dech yang lagi dapet masalah ataupun kegagalan musti baca buku itu. Sebenarnya aku belom tamat sih baca bukunya, baru beberapa bab aja.

Salah satu babnya menjelaskan penting dan manfaat bersyukur.
Syukur merupakan kualitas hati yang penting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia. Seperti tergambar dalam cerita berikut ini:
Sebuah mobil baru saja berjalan menyelusuri kota tiba di rumah pemiliknya. Anak pemilik mobil itu bertanya kepada sopir, bagaimana kondisi dijalan apakah cukup bagus untuk dilalui. Sopir itu menjawab, bagus dan nyaman. Maka anak muda itu dengan menggunakan mobil pergi ke pusat kota. Di luar dugaannya, ternyata lalu lintas sangat padat. Jalanan macet sehingga perlu berjam-jam untuk kembali ke rumah. Kecewa, marah, dan dongkol bercampur dalam hatinya. Sesampainya di rumah dia bertanya kepada sang sopir. "Bapak ini bagaimana sih, katanya situasi jalan bagus untuk dilalui tapi kok macet sih. Saya sampai stres menunggu antrian. Bapak membuat saya menderita". Sopir itu menjawab, "Selama saya menjadi sopir, saya berusaha untuk meyakinkan diri saya bahwa setiap hari adalah hari yang baik untuk menyupir. Saya senang dengan kondisi apapun yang saya terima, baik macet atau tidak. karena saya tidak bisa menyuruh orang lain untuk tidak menggunakan mobilnya agar jalanan tidak macet. Bapak hanya bisa menyuruh diri Bapak sendiri agar ridha dan sabar dengan apa yang ada."

bersyukur pada hakikatnya merupakan konsekuensi logis bagi seorang makhluk seperti manusia kepada Allah. Allah memerintahkan kita untuk mempunyai rasa syukur terhadap-Nya dalam setiap hal, apapun kondisi dan keadaannya. Allah meminta kita agar meyakini bahwa pasti ada kebaikan dalam segala hal yang menimpa kita dengan menyadari bahwa semua itu berasal dari Allah swt.

Pada umumnya ada 3 hal yang sering membuat kita tak bersyukur :
Pertama : kita sering memusatkan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.
Hal ini terjadi karena kita salah dalam melakukan penilaian. Kita sering mengukur suatu nikmat dari Allah dengan ukuran diri sendiri. Artinya, jika keinginannya dipenuhi, maka ia akan mudah untuk bersyukur. Sebaliknya, jika belum dikabulkan, maka ia enggan untuk bersyukur. Penilaian ini jelas bertentangan dan cenderung menafikan nikmat yang diberikan. Penilaian yang benar adalah berdasarkan apa yang kita peroleh. Karena, apa yang kita inginkan belum tentu yang terbaik di hadapan Allah dan belum tentu juga baik buat diri kita. Pikiran kita dipenuhi berbagai target dan keinginan. Kita begitu mengharapkan rumah besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tidak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, berapapun banyaknya harta yang dimiliki, kita tidak pernah merasa kaya dalam arti sesungguhnya.

Kedua : selalu melihat kepada orang lain yang diberikan lebih banyak nikmat.
Perilaku ini hanya menyuburkan iri, hasad dan dengki kepada orang lain. Cobalah untuk melihat orang yang kurang beruntung. Tidak jarang kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita. Rasulullah mengajarkan kepada kita, apabila seseorang diantara kamu melihat orang yang dilebihkan Allah dalam hal harta benda dan bentuk rupa, maka hendaklah ia melihat kepada orang-orang yang lebih rendah daripadanya.

Ketiga : menganggap apa yang dimiliki adalah hasil usaha sendiri.
Perilaku ini menumbuhkan sifat kikir dan melupakan Allah sebagai pemberi nikmat tersebut. Padahal, tidak ada satu nikmatpun yang datang dengan sendirinya. Melainkan Allah yang telah mengatur semuanya.

Jadi apabila kita menginginkan hidup bahagia, ada 5 kesiapan yang harus dimiliki:
1. Siap menjalani hidup yang tidak mulus
2. Siap menjalani peristiwa yang tidak diharapkan
3. Siap dibenci orang lain
4. Siap tidak terlalu mencintai dan mengharap lebih benda atau manusia lain
5. Siap hanya bergantung pada Allah
sumber : Membuka pintu kemudahan dalam kesulitan - Hendra Setiawan - Penerbit Jabal

Ok guys, Semoga postingan kali ini bermanfaat ya,,, :D

Comments

Popular Posts